Tentara Kadhafi Rudal Demonstran di Masjid
Belasan Warga Tewas, Obama Mengecam
Jumat, 25 Februari 2011 – 06:05 WIB
Sementara itu, menurut laporan AP, ratusan warga rela antre di Benghazi. Mereka terlihat berbaris teratur hanya untuk mendapatkan giliran memegang senjata. Senjata-senjata itu justru berasal dari kalangan militer dan polisi yang membelot dari Muammar Khadafi untuk bergabung dengan pasukan anti pemerintah.
Bersamaan dengan itu, media massa juga melaporkan bahwa wilayah kekuasaan Khadafi semakin kecil. Sebaliknya, dukungan kelompok oposisi justru bertambah. Khadafi menurut perkiraan hanya akan bertahan di rumahnya, Tripoli. Padahal, gerakan kelompok perlawanan, baik dari barat maupun timur Libya, sudah mengarah ke Tripoli.
Kemarin Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan bahwa pemerintahannya mengutuk kekerasan yang terjadi di Libya. Obama juga tengah mendiskusikan langkah yang akan diambil AS terhadap Libya. Termasuk mengirim Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dalam rapat badan HAM PBB terkait pembunuhan di Libya.
"Penderitaan dan pertumpahan darah sangat mengerikan dan tidak dapat diterima. Begitu pula halnya dengan ancaman dan perintah tembak mati para demonstran dan menghukum rakyat Libya," ujar Obama sebagaimana dilansir CNN merujuk kepada ancaman Khadafi untuk menggempur para demonstran.
BENGHAZI - Ancaman isolasi dari negara-negara besar terhadap Libya tidak membuat gentar sang pemimpin Muammar Kadhafi. Kemarin militer pro-Khadafi
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan