Tentara Menulis

Oleh: Dahlan Iskan

Tentara Menulis
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Musuh ketiga: dikira "penting" itu pasti menarik. Maka tulisan menjadi sangat berat dan kaku.

Musuh keempat: dikira "menarik" itu penting. Hasilnya jadi tulisan tidak berbobot.

Musuh kelima: pidato pejabat yang panjang dan isinya tidak ada yang layak untuk dikutip sebagai bahan tulisan.

Saya tahu di antara peserta hari itu adalah staf yang pekerjaannya menyiapkan teks pidato pimpinan.

Maka soal pidato jadi topik bahasan yang menarik.

Saya heran masih banyak orang yang berpidato panjang. Tidak menarik pula. Padahal di zaman medsos ini semua orang ingin cepat-cepat.

Tulisan panjang tidak dibaca. Video panjang tidak dilihat, apalagi pidato panjang.

Orang sekarang ini hanya mau serba dua menit. Atau kurang. Video lebih dua menit saja malas menontonnya.

Saya latihan menembak dan tentara latihan menulis. Saya diberi Pangdam Brawijaya Mayjen Farid Makruf 10 peluru...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News