Tentukan Capres-Cawapres, Parpol Harus Belajar Kasus Ahok-Djarot
Selasa, 25 April 2017 – 12:52 WIB
Apalagi, pemilih sekarang ini sudah tidak bisa didikte oleh elite partai. Fenomena ini dialami PKB dan PPP di Pilkada DKI.
"Mereka koalisi di level elite, namanya konstituen belum tentu mengikuti sepenuh hati. Ternyata grass root (PPP) gak tega mau ikut imbauan Pak Djan Faridz. Sehinggga 17 persen suara Agus pergi semua ke Anies," tambahnya.
Belajar dari itu, siapapun kandidat capres-cawapres, termasuk yang diangkat dari para kepala daerah, harus diseleksi melaui semacam konvensi.
Baik itu Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, atau yang lain.(fat/jpnn)
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyarankan partai-partai politik mulai melakukan penjaringan calon presiden
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
BERITA TERKAIT
- Pilpres AS, Kamala Harris Pilih Tim Walz jadi Cawapres
- Deddy Sitorus Bicara Soal Perubahan Sikap Jokowi Setelah Pilpres 2019, Jleb Banget!
- Tanpa Lipstik
- FPUIB Ajak Masyarakat Menjaga Persatuan pada Pelantikan Presiden-Wapres Terpilih
- Praktisi Hukum Sebut Gugatan soal Pencalonan Gibran jadi Cawapres Lemah
- Cak Imin Mengaku Sudah Menitipkan Ini kepada Prabowo