Tentukan Capres, PPP Tak Mau Direcoki Partai Lain
Selasa, 24 Juli 2012 – 15:01 WIB

Tentukan Capres, PPP Tak Mau Direcoki Partai Lain
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merasa tersinggung dengan pernyataan politisi Partai Golkar, Hadjriyanto Y Tohari, yang mensinyalir adanya upaya menjual nama Jusuf Kalla sebagai calon presiden (capres) hanya untuk komoditas politik. Ketua DPP PPP Arwani Thomafi menegaskan, penetapan dan deklarasi capres yang akan diusung PPP pada Pilpres 2014 mendatang merupakan urusan internal partai yang tidak bisa direcoki partai lain. Ketua DPP PPP yang membidangi informasi dan komunikasi itu mengakui bahwa sejumlah nama memang beredar di internal PPP termasuk mantan Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla. Nama lain yang juga muncul adalah Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, serta ketua umum PPP Suryadharma Ali.
Kepada wartawan di Jakarta, Selasa (24/7), Arwani menyatakan, PPP sudah memiliki mekanisme internal tentang penjaringan, penentuan dan deklarasi capres. Karenanya Arwani menganggap jika ada politisi di luar PPP berkomentar soal capres dari partai berlambang Ka'bah itu, sama saja dengan intervensi.
Baca Juga:
"Kalau ada pihak di luar PPP mendesak agar kami mendeklarasikan nama capres, itu sudah sama saja intervensi. Kami sudah memiliki sistem dan mekanisme yang mapan," ucap Arwani.
Baca Juga:
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merasa tersinggung dengan pernyataan politisi Partai Golkar, Hadjriyanto Y Tohari, yang mensinyalir
BERITA TERKAIT
- Ahmadi Nur Supit Isyaratkan Regenerasi di SOKSI
- Banyak Gugatan Hasil Pilkada 2024, Legislator PDIP Kritik Kerja KPU
- Dana Otsus Kena Pemotongan, Senator Filep Wamafma Sampaikan 4 Poin Pandangannya
- Ketua KPU Ungkap Kebutuhan Anggaran RP 486 Miliar Buat PSU Pilkada
- Rahmat Saleh Ingatkan Pemerintah Soal Anggaran Pengamanan PSU
- Deddy Sitorus PDIP Mengajak Mengundurkan Diri secara Massal, Waduh