Tentukan Siapa Kawan, Siapa Lawan!
Jumat, 03 September 2010 – 01:41 WIB
Karenanya Tjahjo menyayangkan isi pidato SBY yang menunjukkan pragmatisme dalam diplomasi, yang semata-mata untuk mengakomodasi dan kompromis dengan pandangan politik negara tetangga yang nyata-nyata sudah melecehkan Indonesia. "Pemerintah harus mewarisi diplomasi kejuangan pendiri bangsa serta menangkap aspirasi rakyat Indonesia yang sudah terluka oleh sikap arogansi Malaysia," ucapnya.
Tjahjo menambahkan, kini bukan saatnya lagi membangun politik bargainning dengan Malaysia, baik dalam setiap proses keputusan oleh pemerintah RI maupun DPR. Sebab, sambung Tjahjo, sikap arogansi Malaysia sudah menyangkut harga diri bangsa dan kedaulatan NKRI.
Karena itu FPIDP DPR meminta hak-hak DPR RI harus dipahami sebagai wujud sikap DPR secara konstitusional. "Sehingga ada keputusan aklamasi DPR RI untuk mendorong pemerintah bersikap tegas, cepat dan tanggap serta berani menentukan siapa kawan dan siapa lawan, terhadap negara atau kelompok yang sudah mengganggu kedaulatan NKRI," tandasnya.(ara/jpnn)
JAKARTA - Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI mengkritisi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu (1/9) malam lalu, terkait
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Berikan Izin Fasilitas Kawasan Berikat untuk Perusahaan Ini
- Solutif! Bank Mandiri Bersama RSAB Harapan Kita Perkuat Digitalisasi Sektor Kesehatan
- Hakim Sebut Tuntutan ke Harvey Moeis Terlalu Berat, Kejagung Merespons Begini
- Dukung Kenaikan PPN 12 Persen untuk Barang Mewah, Lokot: Jangan Bebani Rakyat
- Stasiun Kebasen Beroperasional Lagi untuk Angkutan Penumpang, Yanuar Arif: Alhamdulillah, Sejarah Terukir
- Beri Efek Jera, Bea Cukai Nanga Badau Musnahkan Barang Hasil Penindakan Selama 2 Tahun