Tenun Ikat NTT Bersaing Dalam Peta Seni dan Budaya Dunia
Menurutny, seluruh rangkaian acara diakhiri dengan kunjungan delegasi Dekranasda NTT ke Museum Tekstil (Textile Museum) di Kota Tilburg, Belanda, pada 3 Juni 2016. Selain itu, dalam rangkaian kegiatan workshop di Leiden ini, Ketua Dekranasda NTT, Lusia Adinda Lebu Raya, bertemu dengan pihak IIAS dan TRC untuk membicarakan beberapa program penting terutama dalam rangka melanjutkan studi-studi akademik dan penelitian tentang tenun ikat NTT.
Program-program lanjutan dari berbagai aspek diharapkan dapat dilakukan pada waktu mendatang dan juga upaya peningkatan mutu, produksi, manajemen, hak paten, pasar, dan lain-lain.
Ia menjelaskan, program-program yang dibicarakan memiliki tujuan agar tenun ikat sebagai warisan budaya NTT terus dilestarikan ke generasi penerus, sebagai aset dalam perbaikan ekonomi pengrajin dan pembangunan daerah. Selain itu, tenun ikat NTT juga dapat bersaing di dunia internasional dan mengambil bagian dalam peta seni dan budaya dunia.(Timor express/fri/jpnn)
KUPANG – International Institute for Asian Studies (IIAS), Leiden University dan Textie Research Center (TRC), The Netherlands, bekerja sama
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408