Teori Ekonomi Tak Kenal Ekonomi Kerakyatan
Pengusaha Bukan Setan
Sabtu, 23 Mei 2009 – 15:36 WIB

Teori Ekonomi Tak Kenal Ekonomi Kerakyatan
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Padjajaran (Unpad) Kodrat Wibowo seolah menjadi juru penengah perdebatan yang membenturkan sistem ekonomi kerakyatan dengan sistem ekonomi kerakyatan. Dikatakan, sistem ekonomi kerakyatan tidak dikenal dalam teori ekonomi. Terkait dengan maraknya isu neolib yang ditujukan ke Boediono, Kodrat mengatakan, perdebatan sudah salah kaprah. Menurutnya, seorang menteri, bahkan seorang presiden pun, tidak bisa lantas dicap sebagai penganut neolib tatkala pemerintah melakukan privatisasi BUMN, mengurangi subsidi, atau mengucurkan dana BLBI.
"Secara konsep, dia dekat dengan ekonomi sosialis. Ide ekonomi kerakyatan masih debatable. Bagaimana pun, seorang pengusaha adalah juga rakyat. Pengusaha bukan setan," ujar Kodrat Wibodo dalam diskusi bertema 'Antara Neolib vs Ekonomi Kerakyatan' di Jakarta, Sabtu (23/5).
Baca Juga:
Dijelaskan, munculnya pasar bebas yang identik dengan neolib, merupakan hasil perjalanan sejarah. Tatkala peran pemerintah di banyak negara terlalu kuat pada era 1970-an yang berdampak pada inflasi yang tak terkontrol, lantas muncul desakan agar pemerintah melepaskan kewenangan-kewenanganya di sektor perekonomian. "Lantas dibuka pintu lebar terhadap masuknya investor asing, disertai perdagangan bebas," ulasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Padjajaran (Unpad) Kodrat Wibowo seolah menjadi juru penengah perdebatan yang membenturkan sistem ekonomi
BERITA TERKAIT
- Soal Ganti Wapres, PSI Minta Para Purnawirawan Hormati Kedaulatan Rakyat
- Hasil PSU Pilkada Siak Digugat, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
- Ketum Golkar soal Pilkada Siak 2024: Perempuan Muda Menang 2 Kali, Luar Biasa, Wajib Dikawal
- SCL Taktika Paparkan Hasil Quick Count Aulia-Rendi
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- Bawaslu Sebut PSU Pilkada Serang Berjalan Lancar Meski Ada OTT Pelaku Politik Uang