Tepis Warta Media Asing soal Relasi Pak Jokowi dan Bu Mega Retak, Ganjar: Kami Kompak
jpnn.com, JAKARTA - Bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Pilpres 2024 Ganjar Pranowo menepis rumor tentang parpol yang menanunginya sedang didera friksi internal.
Kabar soal keretakan di tubuh PDIP itu diwartakan media Singapura The Straits Times melalui berita berjudul Relations sour between Indonesia’s two most influential leaders in ruling party, say sources pada 1 Juni 2023.
Media berpengaruh di Negeri Tumasik itu menyebut hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri retak gara-gara soal penentuan bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar di Pilpres 2024.
Mengutip sumber penting di internal PDIP, The Straits Times mengabarkan Presiden Jokowi merasa tidak nyaman karena perannya dalam menentukan cawapres diabaikan oleh Megawati.
Namun, Ganjar membantah kabar itu. Menurut dia, PDIP justru kian solid dalam menghadapi pemilu mendatang.
"Tidak (tidak ada keretakan, red). Kami kompak dan solid, bahkan makin solid," kata Ganjar seusai menghadiri 'Konsolidasi PDIP DKI Jakarta untuk Pemenangan Pilpres 2024' di Hall Basket Senayan, Jakarta Minggu (4/6).
Gubernur ke-15 Jawa Tengah itu menegaskan justru saat ini kader PDIP di tingkat ranting (kelurahan) hingga anak ranting (RW) mulai bergerak dan merapatkan barisan demi memenangkan dirinya dan PDIP di Pemilu 2024.
Menurut Ganjar, dirinya baru 44 hari dideklarasikan sebagai bakal capres oleh PDIP sehingga konsolidasi terus berjalan. Selain itu, PDIP juga berupaya menggandeng partai lain untuk ikut mengusungnya.
Ganjar Pranowo membantah pemberitaan media Singapura The Straits Times soal keretakan hubungan antara Presiden Jokowi dan Megawati gara-gara penentuan cawapres.
- Nyali Besar
- Kunjungi Desa Peron, Jokowi kagumi produk Alpukat dan Gula Aren
- Akademisi Universitas Bung Karno Nilai Penetapan Tersangka Hasto Murni Proses Hukum
- Berani Tetapkan Hasto Tersangka, KPK Era Setyo Budiyanto Layak Diapresiasi
- Arief Poyuono Merespons Polemik PPN 12 Persen
- Pencegahan Yasonna Laoly ke Luar Negeri jadi Pukulan Beruntun untuk PDIP