Tepung-Pa-Tepung Karya Seniman Majalengka yang Kaya Makna Hadir di Jakarta Biennale 2024
Minggu, 13 Oktober 2024 – 21:12 WIB
“Tepung-Pa-Tepung mengusung tema pertemuan yang kaya akan makna, baik dari aspek bahasa maupun pengalaman sosial-ekologis,” jelas Nani dikutip, Minggu (13/1.
Nani menjelaskan itu saat sesi Artist Talk: Baku Konek, Jumat (4/10).
Instalasi “Tepung-Pa-Tepung” tersusun dari tepung sagu, komponen rangkaian kinetik, beras, kunyit, uang koin, pelat aluminium, dan janur kuning.
“Semua elemen ini menciptakan dialog visual yang terinspirasi dari ritual pengobatan tradisional Melayu Riau, yaitu Badewo Bonai,” cerita Nani.
Ritual tersebut menggunakan balai dukun sebagai medium untuk memanggil leluhur, serta Tepuk Tepung Tawar, sebuah upacara simbolis yang menggunakan beras kunyit sebagai lambang keberkahan.
Dialog dengan Tradisi dan Alam
Tepung-Pa-Tepung' karya seniman asal Majalengka Nani Nurhayati menggugah imaji kolektif tentang pertemuan budaya dan kondisi ekologi di Riau
BERITA TERKAIT
- 7 Tahun Berkarya, VAIA Persembahkan 'Soiree of Translucent Tales'
- 18 Karya Seniman Residensi Baku Konek Masuk Pameran Jakarta Biennale 2024
- Ketum AMI Putu Rudana: Pendidikan Ala Ki Hajar Dewantara Perlu Dibumikan
- Sosok Peduli Budaya, Elly Lasut Dapat Dukungan untuk Menang di Pilkada Sulut
- The Punokawan Unjuk Gigi di Event Floralien 2024 di Belgia
- Film Tulang Belulang Tulang Sudah Tayang di Bioskop, Hasil Program Inkubasi Indonesian