Terancam Ditangkap, Seleb Transgender Malaysia Melarikan Diri ke Australia
"Sentimen anti-LGBT yang terus-menerus dan meningkat di Malaysia sangat mengkhawatirkan," kata organisasi itu.
Sebuah studi tahun 2019 tentang diskriminasi terhadap kaum transgender di Kuala Lumpur dan Selangor menemukan lebih dari setengah responden merasa tidak aman tinggal di Malaysia.
Sebanyak 72 persen responden mempertimbangkan untuk pindah ke negara-negara yang memiliki perlindungan hukum yang lebih baik.
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob, yang diangkat pada Agustus lalu, membela sikap pemerintahnya terhadap komunitas LGBT.
"Pemerintah serius dengan isu LGBT di negara ini karena Malaysia adalah negara yang menganut hukum Islam," katanya kepada parlemen.
"Setiap individu yang melanggar hukum harus menghadapi hukuman, mereka perlu dibimbing dan disadarkan agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar."
Perdana Menteri mengungkapkan 1.733 individu LGBT telah dikirim ke kamp-kamp keagamaan tahun ini untuk "direhabilitasi".
Kelompok HAM desak Australia mengambil sikap
Phil Robertson dari HRW mengatakan Australia pantas mendapatkan pujian karena menawarkan suaka kepada Nur Sajat, memberinya kesempatan memulai kembali hidupnya setelah pelarian selama sembilan bulan.
Pengusaha transgender asal Malaysia Nur Sajat meninggalkan rumah, keluarga, dan bisnisnya karena takut akan kehidupannya
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Anggota DPR RI Mufti Anam Kecam Aksi Transgender Isa Zega Umrah Pakai Jilbab
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan