Terancam Hukuman Mati Di Lebanon Karena Dugaan Terorisme, Pria Australia Minta Dibebaskan

Seorang pria Australia yang terancam hukuman mati di Lebanon atas dugaan rencana untuk meledakkan sebuah pesawat penumpang telah meminta pengadilan militer untuk membebaskannya. Ia mengaku para penyelidik telah memaksanya untuk menandatangani pengakuan palsu.
Amer Khayat diinterogasi atas sebuah pernyataan dengan tanda tangan dirinya yang mengatakan dia tahu dia membawa bahan peledak yang disembunyikan di dalam boneka Barbie yang akan diledakkan 20 menit menjelang penerbangan Etihad pada Juli 2017.
"Itu penipuan," katanya kepada pengadilan.
"Mereka memberi tahu saya, 'Ceritakan kisahmu kepada kami. Itu tidak benar."
Khayat memohon kepada majelis hakim pengadilan militer Lebanon untuk mengabulkan permohonannya.
Khayat telah ditahan sejak Agustus 2017 sementara otoritas di Lebanon melakukan penyelidikan atas dirinya.
"Apakah anda ingin saya bunuh diri di penjara?" dia berteriak di ruang sidang.
"Saya punya dua anak perempuan. Saya belum melihat mereka selama dua tahun. Saya menjadi gila."
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia