Terancam Hukuman Mati Di Lebanon Karena Dugaan Terorisme, Pria Australia Minta Dibebaskan

Kepolisian Federal Australia (AFP) menuduh dua bom tersebut disembunyikan di bagasi Khayat oleh saudara-saudaranya sesaat sebelum ia naik ke penerbangan Etihad dari Sydney ke Abu Dhabi pada Juli 2017.
AFP mengatakan, Khayat tidak tahu apa-apa tentang bom tersebut, yang diduga disembunyikan di dalam alat penggiling daging dan boneka Barbie, dan dipindahkan dari kopernya pada menit-menit terakhir oleh saudara-saudaranya lantaran tasnya melebihi jatah bagasi Etihad.
Saudara-saudaranya, Khaled dan Mahmoud Khayat, juga warga negara Australia. Mereka mengaku tidak bersalah di Mahkamah Agung NSW atas tuduhan merencanakan serangan teroris.
AFP tidak dapat memberikan bantuan

Di pengadilan Beirut, Amer Khayat mempertanyakan penahanannya yang berkelanjutan.
"Jika polisi [di Australia] mengatakan saya tidak ada hubungannya dengan [bom] ini, bagaimana Anda bisa mengatakan di sini bahwa saya ada hubungannya dengan kasus ini?" dia berkata.
Kepala pengadilan, Brigadir Jenderal Hussein Abdallah, mengatakan Lebanon telah berulang kali meminta informasi kepada Australia tentang kasus tersebut.
"Kami tidak mendapat informasi apa pun dari pihak berwenang Australia, mereka tidak mau bekerja sama," katanya.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia