Terancam Sanksi Tambahan AFC
Kontrol Keamanan, Buka Separo SUGBK
jpnn.com - JAKARTA-Kebijakan berbeda dikeluarkan oleh PSSI dalam hal penonton menghadapi uji coba melawan Kyrgiztan, 1 November mendatang. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) hanya akan diisi separo dari kapastitas penuh 88 ribu penonton.
"Kami hanya mencetak 44 ribu tiket, 41.200 dijual ke publik, sisanya untuk undangan," kata Edhi Prasetyo, Ketua bidang Marketing PSSI saat ditemui di kantor PSSI, kemarin (29/10).
Dengan kebijakan itu, maka secara otomatis pihak panpel hanya akan membuka tribun bawah Stadion terbesar di Indonesia tersebut. Untuk tribun atas, sementara akan ditutup terlebih dahulu. Konsekuensinya, tiket dengan harga termurah RP 50 ribu pun ditiadakan.
Pertimbangan panitia pelaksana pertandingan menurut Edhi ada beberapa factor. Yakni, terkait dengan biaya penyelenggaraan, serta untuk mengkondisikan Stadion agar terlihat penuh.
Tapi, Edhi juga menyebut bahwa faktor pengendalian keamanan dan penonton akan lebih mudah jika hanya membuka tribun bawah. Pihaknya mencoba mensimulasikan kondisi ini juga untuk menguji tingkat keamanan.
"Kalau hanya di bawah kontrolnya tidak terlalu sulit. Cakupannya tidak terlalu luas dan bisa mencoba bagaimana pengendalian terhadap supporter," tuturnya.
Maksud dari Edhi cukup beralasan karena sebelumnya pihaknya cukup kesulitan untuk mengendalikan penonton. Beberapa kali mereka melanggar larangan, terutama soal penyulutan flare atau kembang api.
JAKARTA-Kebijakan berbeda dikeluarkan oleh PSSI dalam hal penonton menghadapi uji coba melawan Kyrgiztan, 1 November mendatang. Stadion Utama Gelora
- Proliga 2025: Thuy Cedera, Gresik Petrokimia Kalah dari Jakarta Livin
- Asyik, Laga Pelita Jaya vs Dewa United Disiarkan Gratis di Youtube
- Nova Arianto Cukup Puas Komposisi Skuad Timnas U-17 Indonesia, tetapi Punya Catatan
- Prawira Bandung Siap Bikin Kejutan di IBL 2025
- Menuju Piala Asia 2025, Timnas U-17 Indonesia Gelar TC Perdana di Stadion Sidolig Bandung
- IBL 2025: Skuad Mentereng, Dewa United Percaya Diri Meruntuhkan Dominasi PJ dan SM