Terapi Pecandu Nikotin di Klinik Berhenti Merokok RS Persahabatan Jakarta
Setelah
Kamis, 01 April 2010 – 01:33 WIB

Dr Agus Dwi Susanto MD ketika melayani salah satu pasien peserta terapi. Foto Nungki K
Hipnoterapi sedikitnya berlangsung setengah jam. Menurut Bowo, dalam kondisi tersebut, pasien lebih mudah dipengaruhi untuk berpikir positif. "Tanpa sadar, mereka akan pulang dengan membawa pesan positif itu," jelas pria 33 tahun tersebut.
Mengawali proses hipnoterapi itu, dia mengajak pasien berdiskusi. Dia berupaya memberikan pengaruh melalui nasihat-nasihatnya. "Hingga pasien tertidur pulas," terangnya. Saat tertidur itulah, kata dia, dirinya mengucapkan kalimat positif.
Beberapa di antara ratusan pasien yang berhasil berhenti merokok tetap menjalin komunikasi dengan Bowo. Mereka tidak lagi menjalani terapi berhenti merokok, tapi berkonsultasi permasalahan lain di luar terapi. "Terkadang, penyebab mereka merokok membayangi lagi. Untuk itu, mereka butuh saran," ungkapnya.
Salah satu di antaranya dialami Gede Ery Patra Taroyana. Pria 25 tahun itu merupakan salah seorang pasien yang berhasil mengatasi masalah kecanduan terhadap rokok melalui klinik tersebut. "Semula, saya sudah beberapa kali terapi sendiri, tapi terus gagal," cerita alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jakarta itu.
Saat fatwa rokok haram menjadi perdebatan akhir-akhir ini, Rumah Sakit (RS) Persahabatan di Jakarta melangkah lebih jauh. Hampir dua tahun ini RS
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu