Terapi Pecandu Nikotin di Klinik Berhenti Merokok RS Persahabatan Jakarta
Setelah
Kamis, 01 April 2010 – 01:33 WIB

Dr Agus Dwi Susanto MD ketika melayani salah satu pasien peserta terapi. Foto Nungki K
Ery mengaku saat ini kondisinya jauh lebih sehat daripada saat merokok. Sebelumnya, dalam sehari, dia menghabiskan sedikitnya sebungkus rokok. "Kalau banyak bengong dan begadang, bisa lebih. Sampai tiga bungkus," ujarnya.
Beberapa kali dia melakukan terapi sendiri. Namun, Ery hanya bertahan seminggu. Selanjutnya, dia merokok lagi. Dia menyatakan, kesulitan atau kendala yang paling berat untuk berhenti merokok adalah faktor lingkungan. "Lihat semua teman merokok, kadang masih pingin," tuturnya. Dia pun bersyukur kebiasaan itu akhirnya berhenti sama sekali. (c5/dwi)
Saat fatwa rokok haram menjadi perdebatan akhir-akhir ini, Rumah Sakit (RS) Persahabatan di Jakarta melangkah lebih jauh. Hampir dua tahun ini RS
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif