Terapi Plasma Konvalesen, Pelayanan Kesehatan Berbasis Penelitian
jpnn.com, JAKARTA - Studi dan penelitian Johns Hopkins Medicine and the Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menyebutkan plasma konvalesen efektif mencegah pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit dalam 28 hari setelah menerima transfusi.
Saat ini, penggunaan terapi plasma konvalesen masih terus dilakukan melalui serangkaian penelitian.
Plasma Konvalesen harus diberikan pada pasien yang berada di rumah sakit, sebagai bentuk pelayanan yang berbasis penelitian.
“Hal tersebut juga banyak dilakukan baik di rumah sakit di Indonesia maupun di luar negeri,” papar Dr. dr. Monica, Sp.An., KIC., M.Si., MM., MARS.
Menurut Monica, penelitian plasma konvalesen masih terus berlangsung.
Saat ditanya apakah RS Unggul Karsa Medika (RS UKM) melaksanakan penelitian?
Dia mejawab dalam melaksanakan penelitian plasma konvalesen, pihaknya selalu berkomunikasi secara intensif dengan para peneliti, baik yang saat ini bertugas di Mayo Clinic, Johns Hopkins University, dan juga Albert Einstein College of Medicine.
Dengan demikian diharapkan para pasien penderita Covid-19 akan mendapatkan Plasma Konvalesen dengan kadar antibodi yang terbaik.
Saat ini, penggunaan terapi plasma konvalesen masih terus dilakukan melalui serangkaian penelitian.
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya