Terapkan Program CSA untuk Hadapi El Nino, Petani Banyuasin Lakukan Pengukuran GRK
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) telah mempersiapkan langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi dampak fenomena El Nino.
El Nino erat kaitannya dengan peningkatan konsentrasi kenaikan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan suhu di permukaan bumi hangat, bahkan makin panas.
El Nino mulai melanda Indonesia akhir Mei ini hingga puncaknya diperkirakan terjadi pada Agustus 2023.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk mempersiapkan mitigasi menghadapi musim kemarau ekstrem atau El Nino.
"Saya meminta kepada jajaran untuk menyiapkan langkah mitigasinya. Dan saya kira, langkah-langkah tersebut telah disiapkan dengan baik. Kita berharap dampak yang ditimbulkannya tidak akan mengganggu ketahanan pangan nasional," kata Mentan Syahrul.
Mentan Syahrul juga menyatakan telah memperkuat sistem jaringan irigasi demi mencegah kekeringan pada lahan pertanian.
Dia juga mengingatkan agar petani tidak panik dan tetap kuat menghadapi berbagai krisis yang terjadi.
“Seluruh pihak, tak terkecuali, harus bergerak aktif berkolaborasi,melakukan antisipasi perubahan iklim, harus dapat beradaptasi saat kemarau nanti memanfaatkan infrastruktur air seperti dam parit, embung juga long storage dalam menghadapi cuaca ekstrem El Nino,” tegasnya.
El Nino erat kaitannya dengan peningkatan konsentrasi kenaikan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan suhu di permukaan bumi hangat, bahkan makin panas.
- Diduga Korupsi Dana Desa Rp 769 Juta, Kepala Desa Muara Baru Ditangkap
- 4 Pelaku Pencurian dan Penadah di Banyuasin Ditangkap Polisi
- BHS Dorong Percepatan Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat di Banyuasin
- Beraksi di Banyuasin, 2 Pencuri Handphone Ditangkap di Palembang
- Lewat Transisi Energi Terbarukan, Indonesia Bisa Menurunkan Emisi GRK
- Polisi Gerebek Kampung Narkoba di Banyuasin, 8 Orang Ditangkap