Terbawa Film Turki
Oleh Dahlan Iskan
“Selisih harganya sangat tipis. Tapi kualitasnya lebih baik,” ujar Fikri.
Belakangan Fikri dapat rejeki tambahan. Saat Rumah Zakat memintanya jadi perwakilan di Turki. Membayarkan sewa apartemennya. Dua kamar. Tambah satu ruang tamu. Untuk empat orang.
Pun meski kelak lulus di sastra Fikri bertekad jadi pengusaha. Atau bekerja di kementerian luar negeri.
Riza Muarrif, mahasiswa S-3 jurusan Tafsir Quran asal Aceh itu, punya saran: yang akan kuliah di Turki sebaiknya kuat dulu dasar fikihnya. Agar tidak mudah ketularan kultur di Turki.
Misalnya, mazhab di Turki itu Hanafi. Beda dengan. Mazhad orang Islam di Indonesia: Syafii.
“Berwudlunya tidak seperti kita yang Syafii,” katanya. “Kalau terkena liur anjing mestinya kan dibasuh tujuh kali. Yang sekali pakai tanah. Di sini cukup basuh sekali dengan air,” ujar Riza.
Demikian juga saat berwudu. Sebelum salat. Basuh tangannya tidak sampai siku. Basuh kakinya tidak sampai tumit.
Sedikit-sedikit tayamum. Musim dingin pun dipakai alasan untuk cukup tayamum. (Tayamum adalah berwudu tanpa air. Sebagai jalan darurat kalau lagi tidak ada air).