Terbawa Film Turki
Oleh Dahlan Iskan
Saya jadi ikut merasa bersalah.
Malam sebelumnya saya kedinginan. Suhu udara 0 derajat. Saya tidak berwudu. Saya tayamum. Sudah terlanjur.
Di Tiongkok pun saya juga sering begitu. Kalau udara di bawah 0 derajat. Ikut cara orang setempat. Yang mazhabnya juga Hanafi.
Atau ketularan tidak salat. Seperti kata Iklil Atros Arfan. Yang lagi kuliah studi Islam. Yang SMS-nya di pondok Al Maarif Singosari.
“Di sini banyak yang tidak salat. Alasannya, masih berbuat maksiat,” ujar Iklil. “Jadi,” katanya “orang di sini kalau sudah salat alimnya bukan main.”
Kultur di Turki juga jelas: merasa negara hebat. Merasa di atas Arab. Merasa di atas yang lain. Turki memang pernah lama jadi penguasa dunia. Dari Eropa sampai Asia.
Sampai-sampai orang seperti Hasanatul Azni ditanya begini: “Apakah di Indonesia ada ice cream?” ujarnya.(***)
Kultur di Turki juga jelas: merasa negara hebat. Merasa di atas Arab. Merasa di atas yang lain. Turki memang pernah lama jadi penguasa dunia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi