Terbiasa dengan Kekerasan, Assad Tetap Percaya Diri
Minggu, 05 Februari 2012 – 06:00 WIB
Sayangnya, bulan madu pemerintahan Assad berakhir dengan cepat. Segala bentuk reformasi yang dia lakukan di awal pemerintahannya itu tak berlanjut. Pada praktiknya, masyarakat tetap tak bisa secara bebas menggali informasi. "Pemerintah terlalu mengekang media non-pemerintah dan memonitor serta menyensor informasi via internet," kritrik lembaga HAM Human Rights Watch (HRW) seperti dirilis CNN Selasa lalu (31/1).
Ketidakmampuan Assad lepas dari bayang-bayang gaya pemerintahan sang ayah menuai komentar dari dua mantan sekutunya. Mantan Wakil Presiden Abdel Halim Khaddam yang kini menyeberang ke oposisi menyebut Assad sebagai ssosok yang labil.
"Saat masih kecil, dia selalu menjadi bulan-bulanan Basil. Sang ayah pun kurang memperhatikan pertumbuhan pribadinya," kata Khaddam. Karena itu, dia maklum jika Assad menjadi presiden yang plin-plan.
Khaddam mengatakan bahwa bapak tiga anak itu adalah pemimpin yang tak punya prinsip. "Dia selalu mendengar masukan, tetapi juga selalu menyangkal dan melupakan masukan-masukan itu dengan cepat. Pagi ini, Anda bisa jadi telah menyepakati satu topik dengan dia. Setelah itu, ada orang lain yang memberi masukan atas topik tersebut dan dia akan langsung berubah pikiran," lanjutnya.
DAMASKUS - Presiden Bashar al-Assad sepertinya percaya diri tidak akan terusik di negaranya. Begitulah penuturan seorang politikus dari Lebanon,
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan