Terbit, Telat
Oleh Dahlan Iskan
Telat tapi terbit. Terbit tapi telat. Untung kami ini Harian DI's Way. Bukan, misalnya, he..he, Harian pagi DI's Way...
Kami memang harus tetap bisa bercanda. Di tengah stres tertinggi sekalipun. Pun di tengah malam menjelang pagi seperti ini.
Bahkan sambil duduk di tumpukan kertas sekali pun, saya bisa menulis artikel ini. Sambil menunggu Harian DI's Way dicetak. Azan Subuh pun terdengar. Masih lama lagi cetakan ini selesai.
Saya sudah mengira akan ada kejadian seperti ini. Pun kalau persiapannya lebih matang.
Karena itu saya membawa obat ke percetakan. Yang harus diminum jam 4 pagi.
Namun saya tidak bisa membawa sarapan. Pukul 4.30 saya minta istri mengirimkan madu, telur rebus, dan jus jambu biji.
Saya pun menuju mobil yang parkir di pinggir jalan --di luar percetakan. Saya sempatkan sarapan empat menu itu di dalam mobil.
Itulah menu rutin sarapan saya selama Covid-19: madu, telur rebus dua biji, jus jambu biji, dan pisang. Setiap hari.