Terbukti Korupsi, Setya Novanto Mengaku Sangat Syok

jpnn.com, JAKARTA - Terdakwa perkara e-KTP Setya Novanto mengaku sangat syok begitu majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta menyatakannya bersalah dan menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara. Menurutnya, dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak sepenuhnya terbukti.
"Pertama-tama saya sangat syok sekali, karena apa yang didakwakan dan yang perlu dipertimbangkan tidak sesuai dengan persidangan yang ada," kata Novanto usai sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (24/4).
Novanto menambahkan, dirinya tak sepenuhnya terlibat dan mengetahui persoalan e-KTP. Mantan ketua DPR itu menegaskan, dakwaan kepadanya juga tak sesuai dengan fakta di persidangan.
"Tidak pernah dari awal, tidak mengikuti dan mengetahui, dan tentu itulah yang saya sangat kaget juga," kata Novanto.
Namun demikian, mantan ketua umum Golkar itu mengaku tetap menghormati dan vonis majelis hakim. “Saya minta waktu untuk mempelajari dan konsultasi dengan keluarga dan juga pengacara," ujar mantan ketua umum Partai Golkar itu.
Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta menyatakan Novanto telah secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah dalam perkara e-KTP sebagaimana dakwaan kedua dari JPU. Majelis hakim yang dipimpin Yanto menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada pria 62 tahun itu.
Novanto juga dijatuhi hukuman denda Rp 500 juta subsider tiga bulan kurungan. Selain itu, majelis hakim memerintahkan Novanto membayar uang pengganti USD 7,3 juta.(boy/jpnn)
Mantan Ketua DPR Setya Novanto mengaku menghormati putusan pengadilan yang menghukumnya 15 tahun penjara dalam perkara e-KTP.
Redaktur & Reporter : Boy
- Diperiksa KPK, Windy Idol: Saya Punya Keluarga dan Pekerjaan Rusak Semua
- Mantan Penyidik KPK yang Dijuluki Raja OTT Dilantik Jadi Deputi di BPH
- Bukan Hasto, Ini Nama yang Disebut Sebagai Pemberi Suap PAW Harun Masiku
- Saksi Mengaku Hanya Berasumsi Ada Uang Suap dari Hasto
- KPK Percepat Penyidikan Kasus Korupsi di Telkomsigma
- KPK Akan Periksa La Nyalla Terkait Kasus Dana Hibah Jawa Timur Setelah Penggeledahan