Terbukti Selundupkan Manusia, WNI Dihukum Enam Tahun
Jumat, 06 Maret 2009 – 18:15 WIB
Abdul Hamid, WNI yang divonis enam tahun penjara oleh PN Australia Barat.
JAKARTA - Abdul Hamid (35), warga negara Indonesia (WNI), dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri (PN) Australia Barat, lantaran terbukti bersalah dan dihukum selama enam tahun dalam kasus penyelundupan 12 orang ke Australia. Nahkoda asal Indonesia ini kedapatan pada saat Angkatan Laut Australia sedang melakukan patroli dan mencegat perahu yang dinakhodainya di wilayah Ashmore Reef, 29 September tahun lalu.
“Penyelundupan manusia ini adalah kejahatan yang mengeksploitasi orang rentan dalam masa keputusasaan mereka, dan memperlihatkan penyimpangan berat terhadap undang-undang,” kata Menteri Dalam Negeri Australia, Bob Debus, dalam rilis resmi yang disampaikan kepada JPNN, Jumat (6/3).
Baca Juga:
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Australia dalam hal ini tidak menoleransi mereka yang terlibat dalam kejahatan penyelundupan manusia. “Pemerintah Australia akan terus melakukan patroli besar-besaran di perbatasan dan dipimpin langsung oleh Komando Penjaga Perbatasan. Hukuman yang kita jatuhkan sesuai dengan kesalahan yang mereka lakukan,” kata Debus.
Hukuman maksimum atas kejahatan mengorganisasi sekelompok lima atau lebih orang yang bukan warga negara ke Australia, sebagai pelanggaran atas pasal 232 A Undang-Undang Migrasi 1958, adalah kurungan penjara 20 tahun.
JAKARTA - Abdul Hamid (35), warga negara Indonesia (WNI), dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri (PN) Australia Barat, lantaran terbukti bersalah
BERITA TERKAIT
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal