Terbukti, Ternyata Pipa Gas Lapindo Bocor
SIDOARJO - Dugaan bocornya pipa gas milik PT Lapindo Brantas Inc terjawab kemarin (17/3). Dari pengujian di lapangan, pipa gas milik Lapindo tersebut memang bocor. Sulastri dan Supriyono pun bisa bernapas lega. Dua warga Kedungbanteng, Sidoarjo, itu berharap ada pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut
Penyebab kebocoran pipa gas milik Lapindo tersebut diketahui setelah petugas menggali tanah dan memberikan tekanan gas nitrogen sesuai dengan permintaan tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim. Saat pipa diberi tekanan gas nitrogen dari Terminal Gas Tanggulangin II, tampak muncul gelembung di dua titik di antara empat titik lainnya.
"Saat pemberian tekanan gas nitrogen, jalan di kawasan Desa Kedungbanteng, RT 3, RW 2, Tanggulangin, ditutup pihak kepolisian," tutur Kanitreskrim Mapolsek Tanggulangin Ipda Idham Chalid kemarin.
Dari pantauan Jawa Pos, penggalian dilakukan sejak pukul 06.00 oleh tiga orang. Empat anggota tim labfor tiba di lokasi pukul 11.23 dengan mobil dinas bernopol 28014-X.
Idham menyatakan, penggalian dilakukan di empat titik dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. "Empat titik tersebut dugaan titik pipa yang bocor. Penentuan empat titik penggalian berdasar arahan tim Labfor Polda Jatim," katanya. Dia menyatakan, penggalian sedalam sekitar 1,5 meter dilakukan di setiap titik.
Vice President Operations PT Lapindo Brantas Harsa Harjana menjelaskan, kedalaman penggalian diukur dari permukaan tanah. "Dulu pipa ditanam sedalam 2 meter. Untuk penggalian tanah hari ini (kemarin, Red), cukup 1,5 meter saja, nanti sudah terlihat kok," ucapnya.
Tiga orang menggali empat titik tersebut dengan sangat hati-hati. Penggalian menggunakan alat tradisional, yakni cangkul dan linggis. "Di dalam tanah itu juga ada pipa jargas (jaringan gas) milik Perusahaan Gas Negara. Pipanya sangat tipis. Kalau kami menggali dengan alat modern, lalu mengenai pipa jargas, malah berabe urusannya. Lapindo lagi, Lapindo lagi," ujar Harsa.
Dengan terbuktinya pipa Lapindo yang memang bocor, kata dia, solusi utama adalah mengganti pipa yang bocor. "Pipa itu berukuran 10 dim dengan lebar 6 inci."
Awalnya, Harsa tampak terheran-heran atas musibah pecahnya pipa gas tersebut. Dia menuturkan, Lapindo setidaknya sudah mengontrol secara rutin enam bulan sekali. "Paling tidak ada dua kali kontrol pipa dalam setahun. Perlu evaluasi lagi bagi perusahaan kami," ujarnya.
Berbeda dengan pernyataan Harsa, Marotun, 54, warga Kedungbanteng, mengaku tidak pernah melihat pengecekan pipa oleh petugas Lapindo. "Sejak penanaman pada 2002 silam sampai sekarang, saya tidak lihat adanya petugas Lapindo yang mengecek," tegasnya.
Dia khawatir atas bocornya pipa di kawasan RT-nya tersebut. Marotun menuturkan, sejak bocornya pipa Jumat (11/3), dirinya sekeluarga hampir tidak bisa tidur setiap malam. "Rumah saya dekat dengan pipa yang bocor. Kalau tiba-tiba ada kebakaran seperti yang dialami Sulastri dan Supriyono, bagaimana? Saya sekeluarga bisa kebakar habis," ungkapnya.
Menurut Harsa, warga RT 3, RW 2, Desa Kedungbanteng, tidak perlu khawatir dengan keadaan sekarang. Lapindo sudah mematikan aliran gas. "Mana mungkin ada gas yang keluar? Aman, insya Allah," katanya. (sam/c5/agm/flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 4 Santri Meninggal Tertimpa Tembok Ambruk di Pesantren Sukabumi
- Polda Sumsel Berikan Makan Siang Gratis kepada Siswa SDN 036 Palembang
- BPTD Jabar Sidak Pul Bus Pariwisata Menjelang Nataru, Antisipasi Kendaraan Bodong
- Bersama Masyarakat, Polres Rohul Deklarasi Kampung Bebas Narkoba di Desa Puo Raya
- BPTD: 1.000-an Bus Pariwisata di Jawa Barat Tidak Laik Jalan
- Jadi Muncikari di Rohul, 3 Orang Perempuan Ditangkap Polisi