Terduga Teroris di Sleman Terkait dengan Bom Gereja Surabaya
jpnn.com, JAKARTA - Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Mohammad Iqbal menerangkan, penangkapan terduga teroris di Sleman, Yogyakarta pada Rabu (18/7), merupakan rangkaian pengembangan kasus bom gereja Surabaya pada Mei lalu.
Pasalnya, kata Iqbal, dengan adanya kasus bom gereja Surabaya, Polri bisa membuka selebar-lebarnya jaringan teroris ini.
"Jadi, ini berawal dari insiden di Surabaya ketika kelompok-kelompok terduga teroris melakukan kesalahan. Polri berkomitmen untuk masuk (melakukan penangkapan)," kata Iqbal di Jakarta, Kamis (19/7).
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini menuturkan, Polri khususnya Densus 88 Antiteror tak akan segan menindak mereka yang terkait dengan jaringan kelompok teroris.
"Semua yang terbukti melakukan koneksi terhadap jaringan-jaringan yang melakukan tindak pidana itu kami lakukan proses hukum," tambah Iqbal.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror melakukan dua operasi penindakan di kawasan Condongcatur, Depok dan Tamanmartani, Kalasan, Sleman.
"Benar bahwa beberapa saat yang lalu ada upaya proses penegakan hukum terhadap mereka yang terduga ikut jaringan itu di dua tempat di Sleman ya," ujar Iqbal, di Jakarta Selatan, Rabu (18/7).
Dari operasi penangkapan di Jalan Perumnas, Dusun Ngropoh, Desa Condongcatur, Depok, Densus 88 mengamankan seseorang bernama Ismail yang merupakan pemilik warung makan.
Polri khususnya Densus 88 Antiteror tak akan segan menindak mereka yang terkait dengan jaringan kelompok teroris.
- Anak Polisi Korban Bom Surabaya Diterima Sebagai Bintara Polri
- Densus 88 Beber Fakta 3 Terduga Teroris yang Ditangkap NTB, Ternyata
- Korban Bom Surabaya itu Tetap Jaga Gereja Meski Alami Cacat Fisik
- Rumah Dita, Pelaku Bom Surabaya Terbengkelai, Tak Ada Keluarga yang Rawat
- Densus 88 Antiteror Sudah Sikat 242 TerdugaTeroris
- Pengakuan Adik Terduga Teroris Abu Jalal, Oh Ternyata