Tergiur Gaji, 5 AGB Dijual ke Papua

Tergiur Gaji, 5 AGB Dijual ke Papua
Tergiur Gaji, 5 AGB Dijual ke Papua
Nasib serupa juga dialami Wi dan Ir. Usai tergiur tawaran Si, mereka menyusul ketiga temannya yang sudah dulu di Sorong. "Ke sana (Papua) kami naik kapal laut ditemani Ibu Si (saat ini masih DPO)," terang Wi.

Sesampainya di Sorong, Wi dan Ir bertemu Ci, Mut dan Des. "Sembari menangis, ketiga teman saya mengaku tidak bisa pulang ke Sukabumi untuk bertemu keluarga dan dipaksa untuk melayani nafsu seks pria hidung belang," imbuh Wi. Mendengar pernyataan temannya itu, Wi dan Ir yang tadinya juga mau dijadikan korban, menolak kehilangan keperawanannya.

Hampir satu bulan mereka bekerja di kafe remang-remang di Sorong. Salah seorang dari mereka, yakni Des berhasil kabur. "Dari uang tamu yang datang ke saya, saya belikan tiket pulang ke Jakarta," kata Des.

Des sampai juga di Sukabumi. Sesampainya di tanah kelahirannya, Des langsung bercerita ke keluarganya. Cerita inipun sampai ke telinga salah satu orang tua korban, yakni Noneng (38). Noneng adalah ibu kandung Ci. "Mendengar anak saya di Papua, saya langsung meminta tanggung jawab orang yang membawa anak saya. Eh ngga tahunya saya malah diminta duit Rp2 juta untuk kepulangan anak saya," kata dia.

SUKABUMI - Lima perempuan usia Anak Baru Gede (ABG) menjadi korban perdagangan manusia (trafficking). Para ABG tersebut adalah Wi (18), Des (16),

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News