Tergusur dari Big Four

Tergusur dari Big Four
Daniel Sturridge (kiri) bersama Luis Suarez. Getty Images

jpnn.com - LONDON - Empat hari terakhir tak ubahnya roller coaster bagi Liverpool. The Reds " sebutan Liverpool " yang merayakan Natal sebagai pemuncak klasemen Premier League dipaksa merayakan Tahun Baru 2014 sebagai tim di luar empat besar atau big four alias zona Liga Champions.

Pemicunya adalah kekalahan away beruntun, masing-masing dengan skor 1-2, dari Manchester City di Boxing Day (26/12) lalu Chelsea kemarin dini hari WIB (30/12). Tetap mengoleksi 36 poin dari 19 laga, Liverpool tertinggal enam poin dari peringkat teratas Arsenal, lalu City (41 poin), Chelsea (40), bahkan disalip rival Merseyside, Everton (37).

Premier League memang masih separo jalan dan target Liverpool untuk finis empat besar tentu saja terbuka lebar. Tapi, seiring dibawahnya adalah juara bertahan Manchester United yang membayangi hanya dengan selisih dua poin, The Reds belum berada di zona nyaman.

Juga jangan lupakan Tottenham Hostpur (34 poin) yang mulai bernapas lagi dibawah sentuhan pelati baru Tim Sherwood maupun Newcastle United (33 poin) yang kerap menyulitkan tim-tim besar.

Dari dua kekalahan terakhir, Liverpool sepertinya bermasalah terkait cara mempertahankan keunggulan. Bagaimana tidak, mampu mencetak gol lebih dulu, tapi gagal membendung tuan rumah untuk mengejar lalu membalikkan kedudukan.

Lawan City, gol pembuka dari Philippe Coutinho pada menit ke-24 dibalas oleh gol-gol Vincent Kompany tujuh menit berselang dan Alvaro Negredo sebelum turun minum. Situasinya hampir mirip Stamford Bridge kemarin. Gol cepat Martin Skrtel saat laga baru berjalan tiga menit juga dibalas oleh aksi Eden Hazard (17") dan Samuel Eto"o (34").

"Jangan buru-buru mencoret kami (dari empat besar). Tidak alasan kami tidak mampu terlibat dalam persaingan. Ini adalah liga yang kompetitif karena Anda bisa jatuh kapan pun dari peringkat pertama ke peringkat kelima," kata pelatih Liverpool Brendan Rodgers kepada BBC Sport.
 
Rodgers menilai dua kekalahan beruntun timnya tak lepas dari minimnya kedalaman skuadnya. "Kami tidak mampu menghadapi dua pertandingan sulit melawan dua tim yang memiliki skuad besar. Skuad kami sangat kecil dan di awal musim kami cukup beruntung tidak ada pemain yang cedera. Situasinya masih bagus 3-4 pekan lalu (sebelum banyak pemain cedera, Red)," beber mantan pelatih tim reserve Chelsea pada 2006 tersebut.

Sementara manajer Chelsea Jose Mourinho menyebut Liverpool bukan hanya masih sangat berpeluang finis empat besar, melainkan juga juara. "Liverpool tidak merasakan panasnya Liga Champions dan Europa League. Jika pemain saya akan memainkan sampai 60 laga musim ini, mereka hanya 40 laga. Keuntungan itu, ditambah kualitas pemain dan ambisi (meraih gelar pertama di era Premier League, Red), membuat Liverpool layak disebut penantang gelar," tutur Mourinho kepada Sky Sports.

LONDON - Empat hari terakhir tak ubahnya roller coaster bagi Liverpool. The Reds " sebutan Liverpool " yang merayakan Natal sebagai pemuncak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News