Terharu, Mentan Modali Babinsa Ende Untuk Serap Gabah Petani

jpnn.com, BANDUNG - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tampak terharu saat Komandan Kodim (Dandim) 1602 Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Letkol Kav. Suteja, melaporkan kegiatannya di beberapa desa untuk menyerap gabah petani.
Letkol, Kav. Suteja menceritakan, upaya Bintara Pembina Desa (Babinsa) beberapa desa membantu menjaga serapan gabah petani. Di Ende, petani setelah selesai panen tidak langsung menjual hasil panennya ke tengkulak atau ke Bulog.
Lanjut Suteja, petani malah menyimpan hasil pertaniannya. Biasanya, petani menjual gabahnya ketika ada kebutuhan. Akan tetapi, kadang Bulog tidak bisa menyerap sehingga Dandim berinisiatif untuk memakai uang iuran bersama.
Alhasil terkumpul Rp 10 juta yang diperuntukkan untuk membeli gabah petani saat tak bisa diserap Bulog.
"Di Ende, petani enggak langsung jual hasil panennya. Tapi mereka jual kalau sudah ada kebutuhan, jadi kita harus siapkan uangnya," cerita Dandim tersebut di Secapa Bandung, kemarin Selasa (28/11).
Menteri Amran menilai apa yang dilakukan Dandim Ende bersama para Babinsa sangat hebat.
Karena itu, dengan spontan Amran langsung meminta ajudannya menyiapkan dana pengganti. Amran langsung menyerahkan sebagian dari gajinya sebagai menteri senilai Rp 50 juta untuk diserahkan kepada Dandim Ende.
"Saya berikan Rp 50 juta agar dana tersebut bisa dikelola lagi sebagai dana bergulir untuk penyerapan gabah di sana," ujar Mentan tersebut.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menilai apa yang dilakukan Dandim Ende bersama para Babinsa sangat hebat.
- Hari Kedua Lebaran, Mentan Tancap Gas Turun Lapangan Sidak 4 Gudang Bulog di Sulsel
- Bulog Cetak Penyerapan Gabah Petani Capai 725.000 Ton, Rekor Tertinggi 10 Tahun Terakhir
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Raker dengan Pejabat di Kementan, Legislator NasDem Sorot Program Cetak Sawah
- Kementan Gelar Pelepasan Ekspor Gula Semut dari Kulon Progo
- Bulog Karawang Tetap Serap Gabah Petani Meski Realisasi Telah Mencapai 136%