Teriakan Penumpang Menjelang Ajal Terbawa Mimpi

Teriakan Penumpang Menjelang Ajal Terbawa Mimpi
Nugroho Budi di ruang kerjanya. (foto: Agus Wirawan/Jawa Pos)
"Ini grafik yang menceritakan perjalanan pesawat mulai saat mesin dihidupkan, bergerak di landasan, lalu take off, kemudian terbang beberapa saat, lalu kembali turun menyentuh landasan dan berhenti," ujar Nugroho Budi, peneliti laboratorium perekam penerbangan (flight recorder laboratory) KNKT di ruang kerjanya. Pria kelahiran Malang 25 Juli 1960 itu tampak serius mengamati layar komputer.

Jawa Pos yang telanjur memfoto-foto layar itu terpaksa merelakan gambarnya dihapus oleh Nugroho. Dia meminta maaf karena nama maskapai yang diteliti masih tercantum dalam layar komputer. Saat itu Pak Nug (panggilan akrabnya) menganalisis kecelakaan pesawat yang terjadi beberapa waktu lalu.  Barulah Jawa Pos dipersilakan memotret kembali setelah nama maskapai dihilangkan. "Di sini penuh data rahasia. Tidak sembarang orang boleh masuk. Anda boleh masuk karena diantar Pak Tatang (Tatang Kurniadi, ketua KNKT, Red)," ucapnya.

Dia mulai menjelaskan makna grafik-grafik tersebut. Sebuah garis vertikal di layar komputer digesernya dari kiri ke kanan. Kemudian muncullah angka-angka yang terus berubah mengikuti persinggungan (cross) dengan enam grafik yang ditampilkan di layar. "Angka-angka ini yang bisa kita gunakan untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi dengan pesawat selama penerbangan," ungkapnya.

Grafik paling awal adalah magnetic heading, bersatuan degrees (derajat), yang digunakan untuk menunjukkan arah pesawat. Seperti halnya kompas, arah pesawat dihitung berdasar belokan terhadap arah utara yang dianalogikan sebagai nol derajat. Grafis kedua adalah computed airspeed, berukuran knots, digunakan untuk mengukur kecepatan pesawat. Grafik ketiga bertuliskan pressure altitude dengan ukuran feet. Ini menunjukkan ketinggian pesawat dengan skala 0- 40.000 feet. Di bawahnya terdapat grafik vertical acceleration yang memakai ukuran g (gravitasi). Grafik ini digunakan untuk mengetahui berapa getaran pesawat sejak mesin dinyalakan, saat take off, terbang, hingga landing.

Mimpi Indonesia untuk memiliki laboratorium pembaca kotak hitam (blackbox) pesawat terkabulkan pada 17 Agustus 2009. Kini Indonesia tak perlu lagi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News