Teriakan Penumpang Menjelang Ajal Terbawa Mimpi
Senin, 08 Februari 2010 – 06:01 WIB
Alumnus Teknik Elektronika Universitas Brawijaya Malang 1985 itu menegaskan, hasil analisis blackbox yang dilakukan KNKT tidak boleh digunakan untuk menyalahkan siapa pun. Meskipun hasil yang didapat bisa jadi merupakan kesalahan operator maupun produsen pesawat. "Intinya itu digunakan untuk dipelajari supaya tidak terjadi kecelakaan lagi. Kita keluarkan rekomendasi-rekomendasi saja," jelasnya.
Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengungkapkan, peralatan yang dibeli KNKT termasuk yang paling murah. Tetapi, fungsinya tetap maksimal. Harganya USD 250 ribu sekitar Rp 2,5 miliar dengan merek Flightscape buatan Kanada. Produk itu dipilih karena digunakan oleh berbagai negara. Terakhir Indonesia mendapat hibah hardware dari Jepang dengan nilai berkisar Rp 3 miliar. Departemen Keuangan lantas menghapuskan pajak impor yang nilainya lebih dari Rp 1 miliar. "Di ASEAN sekarang hanya Singapura dan Indonesia yang punya," jelasnya. (nw)
Mimpi Indonesia untuk memiliki laboratorium pembaca kotak hitam (blackbox) pesawat terkabulkan pada 17 Agustus 2009. Kini Indonesia tak perlu lagi
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408