Terima First Lady Afghanistan, Jokowi Bicara Kemajemukan
jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan First Lady Afghanistan (Ibu Negara Afghanistan) Rula Ghani, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa (5/12) sore.
Pada pertemuan itu, Rula Ghani mengungkapkan kekagumannya terhadap peran dan kontribusi perempuan Indonesia dalam membantu dan memberdayakan sesama perempuan.
"Beliau juga mengatakan ingin kembali ke Indonesia lagi untuk memperdalam beberapa hal yang sifatnya lebih teknis,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada para jurnalis usai mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut.
Kepada Ibu Negara Afghanistan, Jokowi menjelaskan bagaimana majemuknya Indonesia dan juga menyambut baik keinginan Rula Ghani mengunjungi Indonesia kembali.
“Presiden menyambut baik dan mengundang ibu negara Afghanistan untuk datang kembali. Beliau (Rula Ghani) sangat tertarik untuk melihat pesantren di Indonesia,” ucap Retno.
Kunjungan Rula Ghani menunjukkan komitmen Afghanistan untuk terus meningkatkan hubungan maupun kerja sama kedua negara, utamanya meminta dukungan Indonesia untuk membantu mewujudkan perdamaian di Afghanistan yang menghadapi konflik selama hampir 40 tahun.
“Indonesia memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kerja sama di dalam konteks peace building," tutur Retno.
Lebih lanjut, kedua negara juga memandang pemberdayaan perempuan sebagai salah satu elemen penting dalam mewujudkan perdamaian dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Rula Ghani mengungkapkan kekagumannya terhadap peran dan kontribusi perempuan Indonesia dalam membantu dan memberdayakan sesama perempuan.
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Demi Prabowo, Feri Mengajak Rakyat Kalahkan 20 Calon Kada yang Didukung Mulyono
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?
- Besok Pilkada, Ayo Bantu Prabowo Lepas dari Pengaruh Mulyono
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya