Terima Kasih untuk Tenaga Medis yang Masih Bertahan di Wamena

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek mengatakan Kementerian Kesehatan tidak memaksa tenaga medis di Wamena, Papua untuk bertahan jika mereka butuh dipulangkan.
Ini disampaikan menkes menyusul adanya kerusuhan di Wamena dengan jumlah korban dan pengungsi yang tidak sedikit.
"Tentu kalau dia merasa tidak aman, kalau dia trauma dan memerlukan pengobatan, jika dia ingin kembali, kami tidak paksa," katanya dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Namun demikian, Kemkes tidak menganjurkan mereka untuk pulang di tengah konflik yang terjadi di daerah tersebut.
Menkes Nila Moeloek mengatakan bahwa Kemkes selalu memiliki cadangan tenaga medis sehingga tidak sampai terjadi kekosongan dalam pelayanan medis.
"Jadi begitu satu pergi, lainnya masuk. Jadi yang penting enggak ada kekosongan," tuturnya.
Meski Kemkes tidak memaksa mereka untuk bertahan, kata dia, para tenaga medis yang sudah berada di daerah itu, memilih tetap bertahan di Wamena guna memberikan bantuan bagi para korban kerusuhan Wamena.
"Kami sangat berterima kasih karena ternyata mereka tetap tinggal di Wamena. Jadi masih banyak dari mereka yang terdiri dari dokter spesialis maupun dokter umum atau perawat, bidan, mereka masih 'stay' di Wamena," katanya.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek tidak ingin memaksa tenaga medis untuk tetap bertahan di tengah kerusuhan di Wamena Papua.
- Bupati Raja Ampat Tegaskan Gerakan NFRPB Bertentangan dengan Konstitusi
- Diagnos Kampanyekan Kesehatan Perempuan, Fokus Pengembangan Produk Cervigene
- Tokoh Masyarakat Papua Dukung Aparat Tindak Tegas OPM
- Andreas: Kejahatan yang Dilakukan KKB tak Boleh Dibiarkan Terus Menerus Terjadi
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Tak Ada Luka Tembak di Jasad 11 Korban Pembantaian oleh KKB