Terima Kasih untuk Tenaga Medis yang Masih Bertahan di Wamena
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek mengatakan Kementerian Kesehatan tidak memaksa tenaga medis di Wamena, Papua untuk bertahan jika mereka butuh dipulangkan.
Ini disampaikan menkes menyusul adanya kerusuhan di Wamena dengan jumlah korban dan pengungsi yang tidak sedikit.
"Tentu kalau dia merasa tidak aman, kalau dia trauma dan memerlukan pengobatan, jika dia ingin kembali, kami tidak paksa," katanya dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Namun demikian, Kemkes tidak menganjurkan mereka untuk pulang di tengah konflik yang terjadi di daerah tersebut.
Menkes Nila Moeloek mengatakan bahwa Kemkes selalu memiliki cadangan tenaga medis sehingga tidak sampai terjadi kekosongan dalam pelayanan medis.
"Jadi begitu satu pergi, lainnya masuk. Jadi yang penting enggak ada kekosongan," tuturnya.
Meski Kemkes tidak memaksa mereka untuk bertahan, kata dia, para tenaga medis yang sudah berada di daerah itu, memilih tetap bertahan di Wamena guna memberikan bantuan bagi para korban kerusuhan Wamena.
"Kami sangat berterima kasih karena ternyata mereka tetap tinggal di Wamena. Jadi masih banyak dari mereka yang terdiri dari dokter spesialis maupun dokter umum atau perawat, bidan, mereka masih 'stay' di Wamena," katanya.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek tidak ingin memaksa tenaga medis untuk tetap bertahan di tengah kerusuhan di Wamena Papua.
- Brigpol Enok Tewas Ditembak KKB, Aktivitasnya Sempat Diawasi
- Polda Papua Pecat 26 Polisi Selama 2024, Salah Satunya Sudah Bergabung dengan KKB
- 27 Anggota KKB Tewas Sepanjang 2024
- Irjen Patrige: ada 267 Orang Meninggal di Jalan Raya
- Sebanyak 990 Personel Naik Pangkat di Polda Papua, ada 14 Kombes
- 140 Kelompok Tani P3A Wita Waya Panen Perdana Padi di Papua Pegunungan