Terimbas Krisis, Harga Teh Terancam Anjlok
Sabtu, 03 Maret 2012 – 15:32 WIB
Potensi penurunan harga tidak hanya terjadi pada teh jenis high grade, tapi juga menyerang teh low grade. Sepanjang 2011, harga teh jenis low grade di kisaran Rp 8.550 per kilo kering. Namun, pada 2012 diproyeksikan turun menyentuh Rp 8.300 per kilo kering. Jenis low grade banyak untuk memenuhi pangsa pasar domestik. Seperti industri hilir skala kecil menengah, dan beberapa pabrik teh besar di wilayah Bandung dan Jakarta.
Baca Juga:
Jebloknya harga dikhawatirkan menyebabkan performa revenue atau pendapatan PTPN XII dari sektor perkebunan ikut terpangkas. Sebab itu, tahun ini pihaknya menggenjot produksi teh, meski peningkatannya tipis. Jika pada 2011 kapasitas produksi teh hanya 2.600 ton, pihaknya mematok target pertumbuhan produksi 7,69 persen menjadi 2.800 ton pada 2012.
Komposisi ekspor teh makin ditingkatkan seiring bertambahnya produksi. Tahun ini, ekspor teh ditargetkan naik 26 persen dibandingkan tahun lalu. Yakni dari 2.044 ton menjadi 2.588 ton per tahun. Dengan begitu, pihaknya optimistis kalaupun harga teh menurun, tetap sanggup menambal pendapatan. Tahun lalu, revenue dari penjualan teh tercatat Rp 44,8 miliar. Rinciannya, komposisi penjualan teh high grade Rp 43 miliar dan teh low grade Rp 1,8 miliar.
Tahun ini, pihaknya ditargetkan mampu membukukan penjualan teh Rp 49,5 miliar. Revenue dari teh high grade dipatok naik menjadi Rp 47,8 miliar dan untuk teh low grade menjadi Rp 1,7 miliar.
SURABAYA - Harga teh terancam anjlok terimbas perlambatan perekonomian global. Tidak hanya di pasar ekspor, harga teh di market domestik juga diperkirakan
BERITA TERKAIT
- Operasikan Pabrik di Jakarta Timur, Grundfos Gelontorkan Investasi Rp 31 Miliar
- Perdana Hadir di SIAL Interfood, Lee Kum Kee Optimis Perkuat Pasar di Indonesia
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik
- Shila at Sawangan Luncurkan Hunian untuk Keluarga Muda, Pemandangan Tepi Danau
- Flipster Hadirkan Penarikan Kripto Bebas Biaya Melalui Kolaborasi BNB Chain
- Additiv dan Syailendra Capital Ubah Lanskap Investasi Digital Indonesia