Terinspirasi Kasus Ibu Hamil yang Meninggal di Perahu
Rabu, 10 April 2013 – 00:11 WIB

PRESTASI : Rosmiati bersama piala penghargaan Satu Indonesia 2012. Dia meraih penghargaan karena dinilai berdedikasi sebagai tenaga medis di daerah pedalaman. FOTO: Hilmi Setiawan/JAWA POS
Tanpa pikir panjang, Rosmiati langsung merujuk ibu yang kritis itu ke RSUD Pemkab Indragiri Hilir. Namun, evakuasinya sungguh berat. Sebab, di desa tersebut tidak ada ambulans yang siaga. Karena itu, evakuasi terpaksa dilakukan dengan cara manual. Pasien dibawa ke rumah sakit dengan ditandu warga.
Agar tidak kepanasan, pasien dipayungi dengan dedaunan seadanya. Selama hampir dua jam perjalanan, rombongan pasien akhirnya sampai di bibir sungai. Mereka harus menyeberangi sungai yang dalam dan deras untuk bisa menuju RSUD Pemkab Indragiri Hilir.
Penyeberangan itu butuh waktu sangat lama. Lebih dari empat jam. Nahas bagi si ibu. Dia kehabisan darah dan meninggal di atas perahu.
Kasus tersebut menjadi pelajaran berharga buat Rosmiati. Mulai saat itu, dia memperhatikan kondisi pasiennya secara lebih saksama. "Risiko penyulit persalinan sekecil apa pun harus diantisipasi," tegasnya.
Masih banyak wilayah Indonesia yang memiliki infrastruktur medis minim. Antara lain, pedalaman Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, tempat bidan Rosmiati
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu