Terinspirasi Kasus Ibu Hamil yang Meninggal di Perahu
Rabu, 10 April 2013 – 00:11 WIB
Karena nominalnya tidak ditentukan, jumlah tabungan yang dikumpulkan masyarakat bervariasi. Dia mencatat, rekor tabungan persalinan paling banyak mencapai Rp 2 juta. Jika ditambah santunan dana kesehatan yang dia terima, nominal itu sudah cukup untuk ongkos bersalin ke RSUD setempat. "Tetapi, ada juga yang tabungan persalinannya hanya Rp 30 ribu hingga menjelang kelahiran," katanya lantas tersenyum.
Yang jelas, berapa pun tabungan yang terkumpul akan dikembalikan secara utuh kepada pasien. Rosmiati tidak menarik potongan sepeser pun dari tabungan tersebut.
Semangatnya saat ini adalah berkampanye agar semakin banyak warga yang bersedia menabung untuk mempersiapkan persalinan. Sebab, tidak ada yang bisa memperkirakan persalinan akan berlangsung lancar. Dana tabungan pasti akan sangat bermanfaat bagi warga yang bersangkutan.
Rosmiati yang menjadi koordinator bidan tingkat kecamatan itu sangat bersyukur karena peralatan medis di tempatnya bekerja kini lebih komplet. Sebab, akhir tahun lalu, dia menjadi pemenang penghargaan Satu Indonesia 2012 untuk kategori bidang kesehatan. Hadiah yang diterima berupa uang Rp 55 juta. Penghargaan itu diprakarsai Astra Internasional. "Sebagian uangnya saya belikan peralatan medis untuk kelengkapan puskesmas kami," tuturnya.
Masih banyak wilayah Indonesia yang memiliki infrastruktur medis minim. Antara lain, pedalaman Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, tempat bidan Rosmiati
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala