Terinspirasi Kisah Anaknya Berjuang Melawan Leukemia
Rabu, 29 Mei 2013 – 05:39 WIB
Saat dikunjungi Kamis pekan lalu (16/5), Rumah Anyo tampak sepi. Hari itu tidak banyak "tamu" yang datang. Meski begitu, pengelola tetap menyiapkan aneka mainan layaknya di taman kanak-kanak di teras rumah. Misalnya, ayunan, papan luncur, dan bentuk-bentuk permainan lain yang tertata rapi.
Rumah Anyo didirikan Pinta Manullang-Panggabean bersama suaminya, Sabar Manullang. Rumah singgah dua lantai yang mulai beroperasi pada 27 Juni 2012 itu mempunyai luas sekitar 300 meter persegi. Dengan luas tersebut, bangunan itu mampu menampung 24 pasien beserta pendampingnya.
Pasien kanker yang menginap di Rumah Anyo umumnya berasal dari luar Jakarta. Antara lain, Makassar, Lampung, Banjarmasin, dan kota-kota lain. Tetapi, pada kasus tertentu, ada juga pasien dari kawasan pinggiran Jakarta yang "terpaksa" menginap di Rumah Anyo karena pertimbangan penghematan ongkos.
Rumah singgah itu menjadi alternatif bagi penderika kanker dari daerah karena lokasinya yang dekat dengan Rumah Sakit (RS) Dharmais serta RS Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita. "Tinggal jalan kaki saja sudah sampai di dua rumah sakit tadi," ujar Pinta Manullang-Panggabean.
Fasilitas medis untuk penderita kanker masih terbatas di Indonesia. Padahal, jumlah penderitanya cukup banyak. Pinta Manullang-Panggabean dengan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408