Terinspirasi Nasib Tragis Teman, Dapat Apresiasi dari BNN

Terinspirasi Nasib Tragis Teman, Dapat Apresiasi dari BNN
SUDAH TOBAT: Dari kiri, Kusworo, Didik Ali Rusdi, Ari Indra, dan Muslimin. Foto: Indiani Kusuma/Jawa Pos

Ketika itu, sepuluh orang tersebut rata-rata sudah lebih dari sepuluh tahun mengonsumsi narkoba. Kebanyakan mereka adalah pengguna putau. Sekitar pertengahan 2010, mereka yang kerap memakai putau bersama dan nongkrong bareng sadar bahwa yang dilakukan adalah salah.

Mereka tidak hanya ingin menyembuhkan diri, tetapi juga membantu pengguna lain supaya bisa sembuh.

Modalnya adalah ilmu dan masukan dari sejumlah LSM. Mereka pun menjadi pasukan khusus yang mengampanyekan penyembuhan kepada para pengguna yang biasa mangkal di kawasan Sawahan. Kampanye mereka cukup efektif. Sebab, sebagai bekas pecandu, mereka paham betul bagaimana berkomunikasi dengan mereka.

Buktinya, tahun itu mereka berhasil menjaring 50 pecandu. ’’Di antara jumlah itu, ada 15 orang yang sudah sembuh. Selebihnya masih mengikuti program rehabilitasi,” ucap Ari Indra, salah seorang anggota komunitas tersebut.

Semakin hari, jumlah anggota terus meningkat. Bahkan, akhir 2012 jumlah anggota mencapai 200 orang. Tapi, sekarang sudah kembali lagi menjadi 50 orang. ’’Sebagian sudah sembuh. Ada juga yang meninggal dunia dan sudah pindah tempat tinggal di luar kota,’’ tuturnya.

Hingga 2013, terhitung sudah ada 30 anggota komunitas yang meninggal dunia akibat narkoba. Jumlah itu mendominasi jika dibandingkan dengan daerah lain di Surabaya. Sebab, secara keseluruhan ada sekitar 100 warga Surabaya yang meninggal akibat narkoba dan 30 di antaranya adalah warga Sawahan.

Rata-rata, menurut Ari, yang meninggal dunia itu tidak tertolong karena terlambat dalam penanganannya. Biasanya pengguna itu tertutup serta enggan bercerita apa adanya kepada pendamping.

Pada 2014 komunitas tersebut masih aktif menjaring dan mengajak para pecandu untuk sembuh. Selain mendampingi dan mengajak para pengguna sembuh melalui pendekatan pertemanan, mereka mengadakan kegiatan resmi.

MENJADI pecandu putau biasanya berujung pada beban keluarga, jadi sampah masyarakat, dan meninggal mengenaskan. Namun, tidak bagi sejumlah pecandu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News