Terjadi Perubahan Tren Wisata di Masa Pandemi COVID-19
Dalam pemaparannya Ariyo menyampaikan tentang konsep pengurangan bahaya (harm reduction) yang erat relevansinya dengan aktivitas jelajah alam bebas, maupun kegiatan sehari-hari.
“Pendekatan harm reduction dekat dengan kehidupan. Khususnya saat traveling, perlu mengurangi bahaya terhadap lingkungan, kualitas udara dan kenyamanan orang di sekeliling,” ucapnya.
Salah satu contoh, pengurangan bahaya terkait kebiasaan merokok.
Akibat dibakar, rokok menghasilkan asap mengandung tar yang berisiko terhadap kesehatan, mencemari udara dan lingkungan, bahkan dapat mengganggu orang lain di sekeliling traveler atau pendaki.
“Daripada merokok, penggunaan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau dipanaskan, itu bisa mengurangi bahaya mencemari lingkungan."
"Saat merokok, puntung rokok yang dibuang sembarangan dapat berisiko kebakaran. Di sisi lain, produk tembakau alternatif tidak dibakar sehingga tidak ada bara api serta tidak menghasilkan asap, melainkan uap,” katanya.
Inovasi dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil mengembangkan produk tembakau alternatif, yang telah dibuktikan oleh riset ilmiah, memiliki risiko terhadap kesehatan jauh lebih rendah daripada rokok.
“Kenapa mengurangi risiko terhadap kesehatan, karena produk tembakau alternatif ini tidak dibakar."
Pendiri Whatravel Arif Rahman sebut telah terjadi perubahan tren wisata di masa pandemi COVID-19.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Wisata Cianjur: Destinasi Liburan yang Indah & Memikat
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19