Terjebak Pragmatisme, Tri Brata jadi Tri Batok
Sabtu, 04 Agustus 2012 – 19:00 WIB

Terjebak Pragmatisme, Tri Brata jadi Tri Batok
JAKARTA - Pengamat kepolisian Alfons Leomau mengatakan teramat sulit bagi setiap personal kepolisian saat ini untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan asas Tri Brata Polri. Karena sebagian besar anggota kepolisian dari awal sudah akrab dengan fenomena pragmatisme.
"Dalam praktiknya Tri Brata menjadi tri batok. Batok untuk diri sendiri, untuk teman dan terakhir batok untuk komandan," kata Alfons Leomau, saat dihubungi wartawan, Sabtu (4/8).
Goyahnya Tri Brata menjadi tri batok, lanjut purnawirawan Polri itu antara lain tidak sinkronnya antara prinsip-prinsip dasar kepolisian selaku penegak hukum dengan prkatek yang terjadi misalnya dalam rekrutmen anggota.
"Mulai dari mendaftar, seleksi dan masa pendidikan, tidak satu pihak pun dari kepolisian yang berani memberi jaminan bahwa mekanisme yang dipakai sudah bersih dari fenomena pragmatisme yang ditandai dengan transaksi uang," ungkap Alfons.
JAKARTA - Pengamat kepolisian Alfons Leomau mengatakan teramat sulit bagi setiap personal kepolisian saat ini untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan
BERITA TERKAIT
- Tokoh Masyarakat: Mau Ramadan, Jangan Saling Serang Soal Pagar Laut Tangerang
- Versi Pimpinan Komisi VI, Danantara Bakal Dikelola Profesional dan Bisa Diaudit
- Mendiktisaintek Brian Yuliarto Mendorong Pembentukan Dewan Insinyur
- KPPU Pantau Kenaikan Harga Bawang Putih
- Ramadan 2025, Sahabat Yatim Luncurkan Program untuk Bahagiakan Anak Yatim
- Legislator PDIP Minta Danantara Tak Kena Intervensi Politik, Biar Tidak Seperti 1MDB