Terjerat Utang, Tanzania Memohon Belas Kasihan China
jpnn.com - Presiden Tanzania John Magufuli meminta China untuk menghapuskan sejumlah utang negara itu, termasuk yang dipinjam 50 tahun lalu untuk konstruksi jalur kereta ke negara tetangganya, Zambia.
Magufuli menyebut dirinya telah menyampaikan permintaan itu kepada Menteri Luar Negeri China Wang Yi, ketika keduanya menyaksikan penandatanganan perjanjian konstruksi jalur kereta sepanjang 341 kilometer yang akan dikerjakan oleh dua perusahaan China.
"Beliau akan menyampaikan permintaan saya kepada Pemerintah China sehingga mereka dapat mempertimbangkan cara untuk membatalkan utang kita karena menurut hukum konsesi di sana akan sangat sulit untuk menghapuskan utang," ujar Magufuli.
Ia tidak menyebutkan berapa jumlah utang yang dimohonkan pembatalan tersebut.
Magufuli sebelumnya juga pernah menyampaikan permintaan serupa kepada peminjam lain. Misalnya pada April 2020, ia meminta lembaga peminjam internasional seperti Bank Dunia untuk membatalkan utang negara-negara Afrika demi membantu memberikan fiskal dalam penanganan pandemi.
Tanzania mengeluarkan 700 miliar shilling (hampir setara Rp 90 triliun) setiap bulan untuk membayar utang negara, dengan sekitar 200 miliar shilling (Rp25,7 triliun) dibayarkan hanya untuk Bank Dunia, menurut pernyataan Magufuli tahun lalu.
China merupakan mitra ekonomi dekat Tanzania, dan Magufuli bahkan meminta Pemerintah China untuk mempertimbangkan pembiayaan konstruksi sebagian jalur kereta modern yang direncanakannya.
Magufuli, yang terpilih kembali untuk periode kedua lima tahunan pada Oktober tahun lalu, saat ini tengah menjalankan beberapa proyek infrastruktur. (ant/dil/jpnn)
Presiden Tanzania John Magufuli meminta China untuk menghapuskan sejumlah utang negara itu, termasuk yang dipinjam 50 tahun lalu
Redaktur & Reporter : Adil
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Pengamat Nilai Kritik 'The Economist' kepada Prabowo Tak Sesuai Kenyataan
- 'Trump Effect' Bisa jadi Peluang Besar bagi Indonesia, Asalkan