Terkendala Bahasa, Tim Rusia jadi Sasaran Ledekan
Jumat, 18 Mei 2012 – 07:07 WIB
"Saya sudah lima hari di sini. Kemarin malam (Senin malam) jauh lebih dingin karena hujan, sehingga sulit tidur,” ujar Irawan, anggota tim SAR dari Kopassus kepada Radar Bogor (JPNN Group).
Meski dibalut lelah dan dingin, tentara asal Bone, Sulawesi Selatan itu tetap terlihat ceria. Sesekali pria yang masih bujang itu bercanda dan tertawa lepas. "Foto pramugarinya cantik banget, statusnya belum kawin lagi," candanya saat menceritakan penemuan mayat di dasar jurang.
Lelaki yang diberi tugas khusus untuk mengawal tim dari Rusia itu mengaku sudah rindu untuk berkomunikasi dengan sang ibu. Tapi demi tugas yang dia emban, kerinduan itu harus dia abaikan. "Ibu saya pasti khawatir nih, soalnya sudah lima hari tak kasih kabar," imbuhnya.
Lain lagi dengan Andi. Pria yang juga dari Sulawesi Selatan itu terlihat lebih serius. Andi dan Irawan satu angkatan karena sama-sama diterima pada periode yang sama, hanya keduanya ditugaskan di lokasi berbeda. Andi di Bogor, sedangkan Irawan di Banten. "Sejak berpisah tujuh bulan lalu, kami baru ketemu lagi di sini (Puncak Salak I)," ujar Andi.
Kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 membuat Gunung Salak semakin dikenal publik hingga ke mancanegara. Ya, pesawat canggih buatan Rusia itu "terkubur"
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408