Terkendala Bahasa, Tim Rusia jadi Sasaran Ledekan

Terkendala Bahasa, Tim Rusia jadi Sasaran Ledekan
Tim SAR Rusia di Gunung Salak. Foto : Kelik/Radar Bogor/JPNN
   

Selama lima hari di Puncak Salak I, Andi dan Irawan mengaku tidak pernah mendengar suara-suara aneh seperti suara tangisan minta tolong sebagaimana diperbincangkan masyarakat Bogor dan Sukabumi. "Ah tidak ada itu. Saya tidak pernah dengar. Itu hanya cerita masyarakat," imbuhnya.

   

Pengakuan serupa dilontarkan Koordinator Wanadri untuk Posko Cimelati, Asep Rachmat. "Itu bohong. Tidak ada suara-suara seperti itu. Yang bilang ada suara tangisan dan minta tolong suru ketemu saya,"  kata Asep kepada Radar Bogor.

   

Kehadiran Wanadri di Puncak Salak I cukup membantu. Selain ikut melakukan pencarian korban, Wanadri juga memantau  tenda-tenda di Puncak Salak I yang tidak memiliki logistik. "Kalau ada yang kekurangan, kita usahakan bantu,"  imbuhnya.

Selain di Cimelati, Wanadri juga memiliki anggota yang bertugas di Cipelang, Pasirpogor. "Kita ada 20-an. Di Puncak Salak I sendiri ada sekitar enam anggota yang selalu siaga,"  imbuhnya.

Kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 membuat Gunung Salak semakin dikenal publik hingga ke mancanegara. Ya, pesawat canggih buatan Rusia itu "terkubur"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News