Terlalu Tinggi Mimpi jadi Presiden

Terlalu Tinggi Mimpi jadi Presiden
Sekjen Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas bersama wakilnya, Saan Mustopa saat acara Safari Ramadhan di Yogyakarta, Rabu (8/8) lalu. Foto : Humas Demokrat for JPNN
Ah kata siapa? (Ibas sambil tersenyum)


Apa tujuan Anda berkunjung ke Daerah?

Saya bersyukur kalau masyarakat dan kawan di daerah bisa mengenal dan bertatap muka secara langsung. Tidak untuk diri saya sendiri, tapi juga untuk semuanya. Kader Demokrat yang ada di Pusat dan Daerah. Ini merupakan bentuk kepercayaan dari masyarakat bahwa Demokrat masih eksis, masih bisa melakukan kegiatan positif, menyapa scara langsung dan juga cukup dekat dalam menyerap harapan dan aspirasi yang ada di Daerah.

Kalau misalnya melihat perjalanan kami semua, ini tentunya perjalanan yang sedikit. Dalam arti efektivitas waktu, memang justru padat dengan perjalanan. Ini momen yang bagus sekaligus untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat.


Ayah Anda seorang Presiden. Apakah itu berpengaruh dalam kehidupan politik Anda?

Kalau saya bilang tak berpengaruh tentu saya bohong. Saya harus akui semua itu masih melekat kepada diri saya sendiri. Di satu sisi orang memandang saya sebagai putra presiden, di sisi lain Sekjen (PD) sekaligus anggota DPR. Itu merupakan anugerah, tinggal bagaimana saya bisa meramu itu jadi satu kesatuan. Bisa menjadi profesional ketika menempatkan diri jadi Sekjen, sebagai anggota DPR dan orang melihat sebagai putra presiden.


Karir politik seperti apa yang diingikan?

SEPINTAS, siapapun yang belum kenal dengan Edhie Baskoro Yudhoyono akan menganggapnya sebagai sosok yang pendiam dan irit bicara. Namun keakraban

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News