Terluka Parah, Pria Tasmania 91 Tahun Ini Baru Dioperasi Setelah 48 Jam

Keterlambatan rumah sakit dalam menangani seorang pria Tasmania berusia 91 tahun, yang harus menunggu dua hari untuk operasi setelah terjatuh dengan keras, telah dialamatkan pada beban kerja yang berat.
Frank Wiggins terkilir lututnya, menderita kerusakan kepala dan tiga jarinya hampir putus sepenuhnya setelah jatuh di Devonport pada hari Minggu (20/3) pagi.
Setelah terlebih dahulu dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Regional North West di Burnie, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Launceston pada Minggu (20/3) malam.
Ia terpaksa menunggu sampai Senin (21/3) malam untuk operasi hanya untuk ditunda lebih lanjut. Hal ini mendorong putrinya, Julie, mengunggah status di Facebook dan melibatkan nama Menteri Kesehatan Michael Ferguson, mempertanyakan sumber daya Pemerintah.
Ayah Julie akhirnya dioperasi pada Selasa (22/3) sore, lebih dari 48 jam setelah mengalami luka-lukanya.
Catatan emosional Julie, yang telah diteruskan netizen lebih dari 500 kali, menyasar kesalahan rumah sakit pada pemotongan anggaran kesehatan.
"Ayah dan keluarga telah diberitahu alasan ia belum dioperasi adalah karena kurangnya staf di rumah sakit. Sudah dua hari penuh sejak kecelakaan itu terjadi,” tulisnya.
Ia menguraikan, "Ia tak diizinkan untuk makan selama dua hari ini untuk alasan operasi , Senin (21/3) malam ini ia diminta untuk makan sandwich karena mereka tak tahu lagi kapan ia akan dioperasi."
Keterlambatan rumah sakit dalam menangani seorang pria Tasmania berusia 91 tahun, yang harus menunggu dua hari untuk operasi setelah terjatuh dengan
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam