Termakan Teori Konspirasi, Banyak Warga Australia Enggan Dites COVID-19
Melbourne sedang melakukan tes virus corona besar-besaran untuk mengendalikan kasus penularan yang baru terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Tetapi di media sosial, peningkatan jumlah tes disertai juga dengan meningkatnya informasi yang keliru dan teori konspirasi soal keamanan prosedur tes COVID-19.
Dalam beberapa unggahan disebutkan jenis tes COVID-19 yang dilakukan saat ini tidak dapat mendeteksi virus dan malah disebut berbahaya.
Sebagian besar konten dari Facebook dan Instagram yang dikirimkan ke ABC terkait dengan tes COVID-19 yang dikenal sebagai tes polimerase, atau PCR.
Photo: Kebanyakan orang di Australia yang tidak mau dites adalah karena ketidaknyaman saat harus melakukan swab di lubang hidung atau telinga mereka. (ABC News: Jerry Rickard)
Tes-tes ini mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 lewat metode 'swab' yang dimasukkan ke satu atau kedua lubang hidung atau ke bagian belakang tenggorokan.
Di Victoria, Juru bicara untuk Departemen Kesehatan (DHHS) mengatakan sebanyak 1.068.000 tes COVID-19 telah diproses sampai hari ini.
"Yang dilakukan di Victoria adalah tes PCR, salah satu cara yang biasanya dilakukan untuk mendeteksi virus corona," katanya.
Melbourne sedang melakukan tes virus corona besar-besaran untuk mengendalikan kasus penularan yang baru terjadi dalam beberapa hari terakhir
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan