Terminal Khusus TKI Harus Bersih dari Oknum Preman
Jumat, 14 September 2012 – 19:19 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) didesak untuk membenahi Terminal VI Bandara Soekarno-Hatta yang selama ini digunakan untuk pintu kedatangan bagi TKI. Sebab, Terminal IV itu diduga telah dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan pribadi dengan memeras TKI yang baru datang dari luar negeri.
Anggota Komisi IX DPR yang membidangi TKI dan perburuhan, Poempida Hidayatullah, mengungkapkan bahwa dirinya mendapat banyak laporan dan pengaduan tentang dugaan pemerasan di Terminal IV Bandara Soekarno-Hatta. Menurut Poempida, laporan tentang dugaan pemerasan itu memang perlu diklarifikasi untuk menelusuri keberarannya.
Baca Juga:
"Tapi terlepas dari benar atau tidaknya laporan soal dugaan pemerasan, faktanya ada TKI yang mengeluhkan permasalahan itu. BNP2TKI harus tetap meresponnya dengan memperbaiki dan meningkatkan pelayanan terhadap TKI di terminal IV," kata Poempida di Jakarta, Jumat (14/9).
Politisi Partai Golkar itu menambahkan, bisa jadi adanya penyimpangan di Terminal IV karena kurangnya pengawasan. Peompida juga mengatakan, saat ini pengawasan terhadap BNP2TKI juga kurang optimal. "Jadi kalau ada hal-hal mencurigakan yang muncul di permukaan itu terkait operasional Terminal IV, itu wajar karena memang BNP2TKI kurang diawasi dengan baik," katanya.
JAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) didesak untuk membenahi Terminal VI Bandara Soekarno-Hatta
BERITA TERKAIT
- Asyik, KAI Divre III Palembang Berikan Diskon Tiket Kereta Api Saat Libur Pilkada 2024
- Sidang Perdana Praperadilan Tom Lembong Digelar Hari Ini di PN Jaksel
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 18 November, Hujan Ringan hingga Sedang di Mayoritas Wilayah Indonesia
- Berita Duka, Emmanuel Setiyono Meninggal Dunia
- TNI AL Gelar Bakti Sosial untuk Korban Terdampak Erupsi Gunung Lebotobi Laki-laki di Flores Timur
- Musim Hujan, Tetapi Kualitas Udara Jakarta Masih 20 Besar Terburuk di Dunia