Termotivasi Mahasiswi Tewas Ditembak Tentara Israel
Senin, 28 Januari 2013 – 09:13 WIB

CUM LAUDE: Nedal Jabari saat presentasi di depan tim penguji doktor ITS Sabtu (26/1).FOTO: FRIZAL/JAWA POS
Untuk sementara, sistem itu baru dibuat bagi mahasiswa jurusan multimedia di Palestina. Sebab, bahan pekuliahannya masih dari dirinya. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan sistem itu diterapkan di jurusan lain, bahkan bagi mahasiswa UT di Indonesia. Intinya, model pembelajaran ini dimaksudkan untuk lebih menyenangkan mahasiswa sesuai kecenderungan masing-masing.
"Di Palestina, mahasiswa memiliki background berbeda-beda. Usianya juga sangat variatif. Ada yang masih 18 tahun, ada juga yang sudah 40 tahun bahkan 50 tahun. Karena itu, perlu dibuatkan sistem yang bisa beradaptasi dengan pemakai dari beragam latar belakang.
Nedal mengambil doktor di ITS memanfaatkan beasiswa dari Biro Perencanaan Kerja Sama Luar Negeri Direktorat Pendidikan Tinggi Kemendikbud. Dia mulai kuliah pada awal 2010. Dengan demikian, hingga lulus dia membutuhkan tiga tahun untuk menyelesaikannya. Termasuk, penelitian yang dia lakukan di tanah kelahirannya.
Dia memang harus bolak-balik Surabaya"Hebron (Palestina) untuk menyelesaikan kuliah doktornya. Tapi, dia harus balik ke Hebron tanah kelahirannya karena hasil disertasi itu akan diaplikasikan di sana.
Sidang terbuka program doktor Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sabtu (26/1) lalu menghadirkan warga Palestina
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara