Ternyata, 80 Persen Fakultas Kedokteran Belum Memuaskan
Terkait tuduhan pemerintah bahwa kualitas dokter umum rendah karena sering merujuk, Oetama menjelaskan bahwa rujukan yang banyak itu disebabkan oleh banyak faktor.
Pertama, obat dan alat kesehatan yang seringkali tidak tersedia di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Kedua, masih belum meratanya distribusi dokter yang membuat dokter tak punya banyak waktu untuk melakukan pemeriksaan.
’’Kalau misalnya dokter diberi waktu kurang dari 10 menit untuk melakukan konsultasi karena terlalu banyak pasien menunggu, otomatis mereka merujuk kasus-kasus yang dikira tidak bisa ditangani,’’ ungkapnya.
Ketua Bidang Organisasi PB IDI Mahesa Paramadina menyatakan, untuk memprotes program tersebut hal tersebut pihaknya berencana untuk mengadakan unjuk rasa di depan Kementerian Hukum dan HAM.
Dia pun menegaskan unjuk rasa tersebut tidak akan mengganggu pelayanan dokter di seluruh Indonesia.
Menurutnya, aksi turun ke jalan hanya dilakukan oleh perwakilan seluruh IDI Daerah di Jakarta dengan menyasar Kementerian Hukum dan HAM.
’’Jumlah dokter yang ikut aksi damai kami perkirakan sekitar 2 ribu. Tapi, kami pastikan bahwa dokter yang bertugas di ICU atau punya peran penting akan tetap melayani pasien besok,’’ ujarnya. (bil)
JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai banyak lembaga pendidikan kedokteran memang masih belum maksimal untuk mengedukasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu
- Mendikdasmen Belanja Masalah, Seluruh Guru di Indonesia Wajib Tahu, Ada soal Sertifikasi