Ternyata, Anak Kombes Sangar Ini juga Pernah Berobat di Chiropractic PIM
jpnn.com - JAKARTA - Seorang wanita cantik, Allya Siska Nadya (33) tewas setelah menjalani terapi tulang di klinik Chiropractic First di Pondok Indah Mal (PIM) 1, Jakarta Selatan.
Pihak keluarga Allya menduga jika salah satu tenaga kesehatan di bawah kontrol dokter Randall Cafferty melakukan malapraktik.
Senada dengan itu, ternyata anak dari Kombes Krishna Murti pernah menjadi pelanggan di klinik tersebut. Krishna yang menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya ini, menceritakan peristiwa pengobatan yang baru diketahuinya ternyata berdiri secara ilegal.
"Waktu itu kami sekeluarga baru saja pulang dari Amerika Serikat akhir tahun 2014 lalu. Ketika itu, puteri saya mengeluh pegal di pundaknya," ujar Krishna ketika ditemui di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (7/1).
Saat Krishna beserta keluarga tengah berjalan-jalan di PIM, mereka menerima brosur dari Chiropractic First yang disebut bisa menyembuhkan gangguan kesehatan yang dialami puterinya itu. Paket yang ditawarkan yakni 15 juta untuk 15 kali pengobatan.
Isi brosur yang meyakinkan dan janji-janji manis dari para dokternya, membuat Krishna tertarik untuk mengobati sakit yang dialami anaknya disana.
"Saat itu anak saya sempat sekali mencobanya. Bahkan mertua saya yang sudah berusia 70 tahun juga sempat mencobanya," ujarnya.
Namun, ada sesuatu aneh di benak Krishna. Dia merasa metode pengobatannya cenderung kasar, seperti memutar kepala anaknya ke kiri dan ke kanan hingga menimbulkan suara 'kreeek' seperti bunyi patah tulang.
JAKARTA - Seorang wanita cantik, Allya Siska Nadya (33) tewas setelah menjalani terapi tulang di klinik Chiropractic First di Pondok Indah Mal (PIM)
- Aset Sandra Dewi Ikut Dirampas Negara, Kuasa Hukum Harvey Moeis Tak Terima
- Polda Metro Jaya Turunkan Tim Selidiki Temuan Mayat di TPU Menteng Pulo
- Polisi Buru Pelaku Penganiayaan Sopir dan Penumpang Ojol di Cibiru Hilir
- Polisi Gagalkan 9 Kilo Sabu-Sabu Beredar di Kota Bandung
- Pemerasan Penonton DWP, Polri Harus Periksa Pimpinan 18 Oknum Polisi
- Kronologi Pemicu Perselisihan Ojol vs Opang di Cibiru Hilir Bandung