Ternyata, Di Tempat Inilah Sang Jenderal Menyusun Strategi Perang Melawan Jepang

jpnn.com - Air Kaca merupakan sebuah ceruk mata air alami di Lingkungan Joubela Desa Totodoku, Kabupaten Pulau Morotai.
Pada masa Perang Dunia II, mata air ini memiliki peran penting bagi pimpinan Pasukan Sekutu, Jenderal Douglas MacArthur dan anak buahnya. Belasan tahun silam, beningnya mata air ini membuat pengunjung dapat bercermin di permukaannya. Sayang, situs sejarah ini kini tak sebening namanya.
Samsudin Chalil, Daruba
Air Kaca, begitu masyarakat setempat menamainya. Konon, belasan tahun silam, permukaan airnya teramat bening. Jernihnya mata air ini membuat warga dapat bercermin di permukaannya. Meski kini kondisi airnya tak sebening dulu lagi, situs ini tetap menarik untuk dikunjungi.
Dari pusat Kota Daruba, situs dengan lokasi geografis UTM 52 N X: 4258; dan Y:225597 ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor. Jarak tempuhnya tergolong singkat, yakni 7 kilometer.
Tak jauh dari jalan raya Desa Totodoku, Kecamatan Morotai Selatan, tampaklah situs Air Kaca. Mata air yang dikelilingi rimbunnya pohon beringin dan jati ini hanya berjarak 300 meter dari bibir pantai. Juga tak jauh dari Bandar Udara Pitu, basis pertahanan Sekutu yang kini lebih dikenal sebagai Bandar Udara Leo Wattimena.
Tepat di depan situs, terpampang baliho dan foto-foto yang menggambarkan aktivitas Pasukan Sekutu saat berada di Morotai. Sebuah poster berisi keterangan mengenai latar belakang singkat seorang Douglas MacArthur juga dipajang di situ.
Air Kaca merupakan sebuah ceruk mata air alami di Lingkungan Joubela Desa Totodoku, Kabupaten Pulau Morotai. Pada masa Perang Dunia II, mata
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu